Menyambung tulisan “BagaimanaStrategi Menghadapi Banjir Kredit UMKM?” (31 Oktober 2013), dimana untuk
memenuhi kewajiban yang tertuang dalam PBI No. 14/22/PBI/2012 bank-bank umum
selain dapat membangun sendiri jaringan layanan mikro-kecil juga dapat
melakukan “coopetition” dengan BPR
dan atau lembaga keuangan mikro lainnya. Alternatif mana yang paling tepat untuk
memenuhi kewajiban itu?
Berikut ini perkiraan-perkiraan yang dari beberapa sumber
yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan alternatif mana yang paling pas
dengan lembaga kita.
Membangun Unit Layanan Mikro-Kecil
Sendiri
|
Kerjasama Linkage dengan BPR atau LKM
Lainnya
|
|||
Pola Executing
|
Pola Channeling
|
Pola Joint Financing
|
||
Kebutuhan Investasi (Capital Expenditure / CAPEX)
|
Untuk membangun outlet lengkap dengan sarana dan prasarananya
berkisar antara Rp. 150 – 250 juta
|
Tidak perlu Capex
|
Tidak perlu Capex
|
Tidak perlu Capex
|
Kebutuhan tambahan biaya operasional (OPEX) per outlet
|
·
Biaya Tenaga Kerja (BTK) untuk 5 – 7 orang per
outlet berkisar Rp. 35 – 45 juta per bulan.
·
Sewa kantor, utilitas dan aktivitas berkisar Rp.
25 – 35 juta per bulan.
|
Tidak perlu Opex tambahan (cukup
ditangani oleh unit kerja kredit yang ada)
|
Perlu pembentukan unit kerja khusus untuk memastikan kebenaran data,
proses analisa dan persetujuan kredit, monitoring, dan pembagian fee, dengan
perkiraan biaya tambahan sebesar Rp. 60 – 100 juta per bulan.
|
Tidak perlu pembentukan unit kerja khusus, tetapi perlu penambahan
SDM untuk percepatan proses agar sejalan dengan waktu layanan yang dilakukan
oleh BPR atau LKM Lainnya. Perkiraan tambahan Opex sebesar Rp. 30 – 50 juta
per bulan.
|
Suku bunga kredit
|
30% - 36% pa. eff.
|
12% – 14% pa. eff.
|
30% - 36% pa. eff.
|
24% - 30% pa. eff.
|
Fee keagenan
|
Tidak ada
|
Tidak ada
|
5% - 7%
|
4% - 6%
|
Kapasitas
|
Rp. 8 – 10 miliar
|
Tak terbatas
|
Tergantung kapasitas BPR / LKM Mitra
|
Tergantung kapasitas BPR / LKM Mitra
|
Kelebihan
|
Pendapatan lebih besar
|
Pertumbuhan portofolio kredit lebih cepat
|
Biaya opex relatifrendah
|
Biaya opex relative rendah
|
Kekurangan
|
Harus dilakukan secara massal, dengan Capex dan Opex yang mahal dan
membutuhkan banyak SDM.
|
Pendapatan bunga kecil
|
Tergantung dengan BPR / LKM Mitra
|
Tergantung dengan BPR / LKM Mitra
|
Dari perbandingan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa,
untuk pengembangan outlet layanan mikro-kecil lebih tepat dilakukan oleh bank
atau lembaga keuangan yang memiliki cukup dana –untuk memenuhi kebutuhan Capex
dan Opex.
Untuk Linkage dengan pola Executing sangat tepat bagi bank
umum atau lembaga pembiayaan yang memiliki sumber pendanaan dengan biaya rendah
mengingat lending rate-nya relatif rendah.
Jika biaya dana yang digunakan relative tinggi maka spread margin atau net
interest margin (NIM) nya akan sangat tipis sehingga membutuhkan volume
yang sangat besar untuk mencapai skala ekonomis.
Pola Channeling dan Joint Financing jauh lebih menarik,
dimana pendapatan jauh lebih besar namun biaya relative terkontrol. Namun demikian,
pola-pola ini rawan dispute mengingat
ada dual process dan administrasi.
Selain itu, bank umum atau lembaga keuagan akan sangat tergantung dengan
kinerja BPR atau LKM yang menjadi mitranya. Harus diawali dengan membangun
kepercayaan yang sangat kuat, serta adanya kesepakatan teknis dan proses,
legal, dan bisnis yang saling menguntungkan.
Selamat memilih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar