Kamis, 01 Mei 2014

Memilih Alternatif Delivery Channel untuk Merebut Pasar UMKM

Menyambung tulisan “BagaimanaStrategi Menghadapi Banjir Kredit UMKM?” (31 Oktober 2013), dimana untuk memenuhi kewajiban yang tertuang dalam PBI No. 14/22/PBI/2012 bank-bank umum selain dapat membangun sendiri jaringan layanan mikro-kecil juga dapat melakukan “coopetition” dengan BPR dan atau lembaga keuangan mikro lainnya. Alternatif mana yang paling tepat untuk memenuhi kewajiban itu?


Berikut ini perkiraan-perkiraan yang dari beberapa sumber yang dapat dipertimbangkan untuk menentukan alternatif mana yang paling pas dengan lembaga kita.


Membangun Unit Layanan Mikro-Kecil Sendiri
Kerjasama Linkage dengan BPR atau LKM Lainnya
Pola Executing
Pola Channeling
Pola Joint Financing
Kebutuhan Investasi (Capital Expenditure / CAPEX)
Untuk membangun outlet lengkap dengan sarana dan prasarananya berkisar antara Rp. 150 – 250 juta
Tidak perlu Capex
Tidak perlu Capex
Tidak perlu Capex
Kebutuhan tambahan biaya operasional (OPEX) per outlet
·     Biaya Tenaga Kerja (BTK) untuk 5 – 7 orang per outlet berkisar Rp. 35 – 45 juta per bulan.
·     Sewa kantor, utilitas dan aktivitas berkisar Rp. 25 – 35 juta per bulan.
Tidak perlu Opex tambahan (cukup ditangani oleh unit kerja kredit yang ada)
Perlu pembentukan unit kerja khusus untuk memastikan kebenaran data, proses analisa dan persetujuan kredit, monitoring, dan pembagian fee, dengan perkiraan biaya tambahan sebesar Rp. 60 – 100 juta per bulan.
Tidak perlu pembentukan unit kerja khusus, tetapi perlu penambahan SDM untuk percepatan proses agar sejalan dengan waktu layanan yang dilakukan oleh BPR atau LKM Lainnya. Perkiraan tambahan Opex sebesar Rp. 30 – 50 juta per bulan.
Suku bunga kredit
30% - 36% pa. eff.
12%  – 14% pa. eff.
30% - 36% pa. eff.
24% - 30% pa. eff.
Fee keagenan
Tidak ada
Tidak ada
5% - 7%
4% - 6%
Kapasitas
Rp. 8 – 10 miliar
Tak terbatas
Tergantung kapasitas BPR / LKM Mitra
Tergantung kapasitas BPR / LKM Mitra
Kelebihan
Pendapatan lebih besar

Pertumbuhan portofolio kredit lebih cepat
Biaya opex relatifrendah
Biaya opex relative rendah
Kekurangan
Harus dilakukan secara massal, dengan Capex dan Opex yang mahal dan membutuhkan banyak SDM.
Pendapatan bunga kecil
Tergantung dengan BPR / LKM Mitra
Tergantung dengan BPR / LKM Mitra

Dari perbandingan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, untuk pengembangan outlet layanan mikro-kecil lebih tepat dilakukan oleh bank atau lembaga keuangan yang memiliki cukup dana –untuk memenuhi kebutuhan Capex dan Opex.

Untuk Linkage dengan pola Executing sangat tepat bagi bank umum atau lembaga pembiayaan yang memiliki sumber pendanaan dengan biaya rendah mengingat lending rate-nya relatif rendah. Jika biaya dana yang digunakan relative tinggi maka spread margin atau net interest margin (NIM) nya akan sangat tipis sehingga membutuhkan volume yang sangat besar untuk mencapai skala ekonomis.

Pola Channeling dan Joint Financing jauh lebih menarik, dimana pendapatan jauh lebih besar namun biaya relative terkontrol. Namun demikian, pola-pola ini rawan dispute mengingat ada dual process dan  administrasi. Selain itu, bank umum atau lembaga keuagan akan sangat tergantung dengan kinerja BPR atau LKM yang menjadi mitranya. Harus diawali dengan membangun kepercayaan yang sangat kuat, serta adanya kesepakatan teknis dan proses, legal, dan bisnis yang saling menguntungkan.
Selamat memilih!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar